Address: Jl. Pluit Kencana No.57, Jakarta Utara

021-6622303

Saat dalam Ketidaknyamanan

Bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia saat ini sedang berperang dalam penghentian penyebaran virus Covid-19. Kondisi ini pastinya menimbulkan ketidaknyamanan pada diri setiap orang.

Detik News baru-baru ini menurunkan berita di mana pada hari Sabtu 28 Maret yang lalu, seorang pria berumur 45 tahun ditemukan tak bernyawa di dekat jalur kereta api. Pria tersebut adalah Thomas Schaefer yang melakukan bunuh diri karena kekuatiran yang tinggi atas dampak wabah ini, Dia adalah Menteri Keuangan Negara Bagian Hesse Jerman. Sungguh berita yang bisa menambah ketidaknyamanan pada orang-orang dalam kondisi saat ini. Tentunya kita tak mau mengambil tindakan konyol bila rasa tidak nyaman datang.

Ketidaknyamanan juga dialami Yesus di Taman Getsemani menjelang penderitaan dan kematian-Nya.
(Saudara dapat membacanya dalam Injil Sinoptik: Mat. 26:34-40; Mrk. 14:32-40; Luk. 22:39-46).

Kondisi ketidaknyamanan Yesus saat itu digambarkan dalam Injil Sinoptik dengan frasa atau kalimat:
▪”Ia sangat ketakutan” menurut Lukas 22:44
▪”Ia sangat takut dan gentar” (Mrk. 14:33)
▪”Ia merasa sedih dan gentar” (Mat. 26:37) dan “seperti mau
mati rasanya” (26:38)

Bagaimana Yesus menghadapi ketidaknyamanan dalam diri-Nya saat itu?

  1. YESUS Berdoa

“Aku pergi ke sana untuk berdoa” (Mat. 26:36; Mrk. 14:32). Lukas mencatat, “Ia berlutut dan berdoa” (Luk. 22:41)

Saat tidak nyaman, jalan terbaik adalah berdoa, mengutarakan problem dan ketidaknyamanan kepada Allah di sorga.
Posting, upload kondisi kita di status sosial media itu sangat tidak menolong.
Lock down, masuk kamar dan lock (kunci) pintu kamar saudara lalu down – berlutut berdoa kepada Allah.

“Orang yang senantiasa berdoa tidak tahu apakah ia berdoa atau tidak, karena ia tidak memikirkan doa yang dilakukannya, melainkan memikirkan Allah yang menjadi tujuan doanya.” De Sales

Dalam doa, Yesus menemukan kehendak Allah lalu berserah pada Kehendak Allah.
Di akhir doa ketiga kalinya, Yesus berkata “kehendak-Mulah yang terjadi”.

Yesus tidak memaksakan kehendak diri-Nya. Ia berserah penuh dalam doa dan mendapatkan peneguhan dari Allah.
Kita pun harus demikian dalam berdoa. Jangan paksakan Allah melakukan kehendak kita, Itupun tidak mungkin.

Robert Schuller mengatakan,
“Siapa saja dapat berhasil di laut yang tenang, tetapi kemenangan atas badailah yang mendapatkan kehormatan sesungguhnya”

Saudara dan saya sedang ada dalam badai kehidupan, bukan di laut tenang. Serangan virus bukan hanya mengarah ke kesehatan tubuh tetapi juga membuat bisnis keuangan menjadi limbung. Tak bisa buka usaha, keuangan tak masuk, biaya tetap jalan. Kemenangan atas badai akan memberi kehormatan bagi kita.

Dan ada orang bijak berkata,
“Ada kalanya Tuhan menenangkan badai, dan ada kalanya Tuhan membiarkan badai itu tetap mengamuk dan Dia pun menenangkan Anda”

Jadi “Jangan minta kepada Tuhan
apa yang menurut Anda baik,
tetapi mintalah kepada-Nya
apa yang menurut Dia baik
bagi Anda.” Haleluya!

  1. YESUS Mendapatkan Topangan

• Dari Orang terdekat dan dipercaya, yaitu Petrus, dan anak-anak Zebedeus yaitu Yakobus dan Yohanes (Mat. 26:37; Mrk 14:33)

• Keterbukaan
Lalu kata-Nya kepada ketiga orang terdekat dan yang dapat dipercayai-Nya “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasa-Nya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” (Mat. 26:38; Mrk. 14:34)

Walaupun Yesus adalah Manusia Allah, namun dalam kemanusiaan-Nya, Dia terbuka dan membutuhkan topangan doa dari orang-orang yang dekat dan dipercayai-Nya saat perasaan-Nya tidak nyaman. Jika Yesus saja terbuka dan butuh topangan doa, apalagi kita anak-anak-Nya. Kita jangan berjuang sendiri, cari dan dapatkan teman doa yang sehati dan sejiwa.

Musa tangannya ditopang oleh Harun dan Hur sehingga kemenangan diraih bangsa Israel. Topangan dari orang terdekat akan memberikan kita kemenangan.

Pertanyaan diskusi di keluarga

  1. Apakah bentuk ketidaknyamanan yang sedang kamu hadapi hari-hari ini?
  2. Apa yang kamu lakukan saat hidup dalam kondisi tidak nyaman? Reaksi apa yang tampak?
  3. Apakah kamu terbuka kepada pasangan/orang tua saat kondisi tidak nyaman sedang kamu alami?
    Atau adakah teman dekat dan dapat dipercaya yang menjadi teman ngobrol dan berdoa?
  4. Jika kamu tidak dapat teman utk curhat dan berdoa, maukah kamu jadikan saya temanmu utk berdoa?
  5. Berkat apa yang kamu terima dari ibadah online atau khususnya firman yang Saudara dengarkan, maukah kamu menceritakannya?

Kepala keluarga atau single parent dapat menjadi pemimpin diskusi dan doa bagi anggota keluarganya. Diskusi ini bisa dilakukan pada hari-hari sepanjang minggu ini di rumah masing-masing. Jika perlu ada catatan agar bisa juga kami doakan.

Tuhan Yesus memberkati.

ditulis oleh Pdt. Samuel Handrinata
sebagai Resume Online Service 5 April 2020 dan Bahan Diskusi

Leave a Comment

Kontak / Lokasi

Kontak

021-6622303
Jl. Pluit Kencana No.57
hello@cwshope.com

Jadwal Ibadah

Minggu:
08.00 WIB & 10.00 WIB

Disertai dengan Sekolah Minggu

Acara Berikutnya